I.
TUJUAN
PERCOBAAN
Mahasiswa
mengetahui, memahami, menguasai, dan mampu mengimplementasikan teori, konsep,
dan prinsip formulasi sediaan steril.
II.
DASAR
TEORI
Injeksi
adalah sediaan steril yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam
kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lender. Injeksi dapat berupa
larutan, emulsi, suspensi, atau serbuk steril yang harus dilarutkan atau
disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan.
Syarat-syarat
obat suntik :
1.
Aman
2.
Harus jernih
3.
Tidak berwarna
4.
Sedapat mungkin
isohidris
5.
Sedapat mungkin
isotonis
6.
Harus steril
7.
Bebas pirogen
Zat Pembawa Berair
Untuk injeksi
berair umunya digunakan air sebagai zat pembawa. Dapat pula digunakan sebagai
zat pembawa injeksi Natrium Klorida, Injeksi Natrii Klorida majemuk, Injeksi
Glukosa, campuran gliserol dan etanol. Zat pembawa berair harus bebas pirogen.
Air yang
digunakan untuk injeksi adalah Aqua pro Injectione. Air untuk injeksi, dibuat
dengan menyuling kembali air suling segar dengan alat gelas netral atau wadah
logam yang cocok dengan labu percik. Hasil sulingan pertama dibuang dan
sulingan selanjutnya ditampung dan segera digunakan harus disterilkan dengan
cara Sterilisasi A atau C segera ditampung.
Air untuk
injeksi bebas udara dibuat dengan mendidihkan air untuk injeksi segar selama 10
menit sambil dicegah hubungan dengan udara sesempurna mungkin, didinginkan dan
segera digunakan. Jika dimaksudkan sebagai pelarut untuk injeksi, harus
disterilkan dengan cara sterilisasi A, segera setelah diwadahkan (Anonim,
2006).
WADAH
DAN TUTUP KARET
Ada
2 macam wadah untuk larutan injeksi :
1.
Wadah takaran tunggal
(single dose) ialah ampule : 1 mL, 2 mL, 5 mL, 10 mL, dibuat dari gelas dan
ditutup dengan peleburan.
2.
Wadah takaran berganda
ialah vial atau flacon dibuat dari
gelas dengan tutup karet dan di luarnya ditutup dengan tutup (kap) dari
aluminium.
3.
Untuk infus dengan
botol infus, biasanya 500 mL.
Syarat gelas
1.
Harus netral artinya
tidak mengeluarkan alkali hingga dapat menaikkan pH larutan injeksi.
2.
Untuk ampul harus mudah
dilebur, pada waktu menutup ampul.
3.
Tidak mudah pecah, dan
untuk ampul pada waktu dipotong tidak mengeluarkan pecahan gelas yang lembut.
Syarat
karet
1.
Harus
elastis, dapat menutup baik pada pencoblosan
atau larutan tak keluar dari samping jarum, dan apabila jarum ditarik, akan
menutup lagi. (Jarum yang dimaksud ialah jarum suntik).
2.
Permukaan lapisan karet
harus licin dan tak berlubang agar dapat dicuci bersih.
3.
Tutup karet harus
dibuat sedemikian rupa, hingga sehabis sterilisasi karena penurunan tekanan
dalam yang dengan demikian menjamin penutupan wadah itu dengan sempurna.
4.
Bagian-bagian
yang dapat larut
Pada
pemanasan dari tutup karet pada 1150C selama 300 dalam
aquadest maka cairan harus tak mempunyai rasa, tak berbau, dan tak ada sisa
penguapan, tak boleh ada bahan reduksi dan logam-logam yang berasal dari proses
vulkanisasi.
Pengetiketan
Pengetiketan
dipakai untuk menyatakan semua etiket dan segala sesuatu yang tertulis,
tercetak, atau terukir yang terdapat pada wadah obat suntik atau pada setiap
kontak atau pembungkusnya, kecualipada kemasan untuk pengangkutan.
Pada
etiket wadah obat suntik harus tertera :
1. Nama
obat.
2. Presentase
masing-masing bahan obat atau kadar masing-masing bahan obat tiap satuan
volume.
3. Nama
pembuat.
4. Nama
dan kadar zat bakteriostatik yang ditambahkan.
5. Nama
dan kadar zat tambahan untuk penyesuaian pH dan tonisitas.
6. Untuk
sediaan padat, susunan, dan jumlah tiap zat.
7. Susunan
dan jumlah cairan pembawa yang dibutuhkan untuk memperoleh obat suntik.
8. Jika
obat suntik dibuat menurut cara aseptik dan belum diperiksa sterilitasnya harus
ditulis. Untuk pemakaian segera, dibuat secara aseptic.
9. Letak
etiket pada wadah harus tida menutupi seluruh permukaan untuk memungkinkan
pemeriksaan isi wadah.
Tanggal Kadaluwarsa
Disebut
pula dengan istilah = Expiration Date
= expire. Tanggal kadaluwarsa
dinyatakan dalam bulan dan tahun an dimaksudkan bahwa sampai dengan tanggal
yang dimaksud, mutu dan kemurnian obat dijamin masih tetap memenuhi syarat
baku. (Anief, 2007)
Cara Sterilisasi.
Sediaan disterilkan dengan cara berikut :
a. Pemanasan
dalam otoklaf, sediaan yang akan disterilkan diisikan ke dalam wadah yang
cocok, kemudian ditutup kedap. Jika volume dalam tiap wadah tidak lebih dari
100 mL, sterilisasi dilakukan dengan uap air jenuh pada suhu 1150
dampai 1160 selama 30 menit. Jika volume dalam tiap wadah lebih dari
100 mL, waktu sterilisasi diperpanjang, hingga seluruh isi tiap wadah berada
pada suhu 1150 sampai 1160 selama 30 menit.
b. Pemanasan
dengan bakterisida, sediaan dibuat dengan melarutkan atau mensuspensikan
bakterisida yang cocok dalam air untuk injeksi. Isikan ke dalam wadah, kemudian
ditutup kedap. Jika volume pada tiap wadah tidak lebih dari 30 mL, panaskan
pada suhu 980 sampai 1000 selama 30 menit. Jika volume
dalam wadah lebih dari 30 mL waktu sterilisasi diperpanjang hingga seluruh isi
tiap wadah berada pada suhu 980 sampai 1000 selama 30
menit.
c. Penyaringan,
larutan disaring melalui penyaring bakteri steril, diisikan ke dalam wadah
akhir yang steril, kemudian ditutup kedap menurut teknik oseptik.
d. Pemanasan
kering, sediaan yang akan disterilkan dimasukkan ke dalam wadah kemudian
ditutup kedap atau penutupan ini dapat bersifat sementara untuk mencegah
cemaran.
AMINOPHYLLIN INJECTIO (Injeksi Aminofilin)
Injeksi
Aminofilin mengandung Teofilin, C7H8N4O2,
tidak kurang dari 73,5% dan tidak lebih dari 88,25% dari jumlah yang tertera
pada etiket. Keasaman-kebasaan pH 9,2 sampai 9,6. Syarat injeksi memenuhi
syarat injeksi yang tertera pada injections. Penyimpana dalam wadah dosis
tunggal atau wadah dosis ganda, sebaiknya dalam wadah dosis tunggal,
terlindungi cahaya (Anonim, 1979).
III.
ALAT
DAN BAHAN
Alat :
1. Autoclave
2. Inkubator
3. Glassware
4. Ampul
5. timbangan
Bahan
:
1. Theophylin
2. Etilendiamin
3. Aqua
p.i
4. Karbo
adsorben
5. Metilen
Blue
6. Phenol
IV.
FORMULA
R/ Theophylin 2,0 g
Etilendiamin 0,55 g
Aqua
p.i ad 100 mL
V.
CARA
KERJA
Dihitung
tonisitas larutan yang akan dibuat.
Dibuat aqua bebas karbondioksida. (2)
Dilarutkan teofilin dengan sebagian aqua
bebas CO2. (3)
Dicampurlah etilen diamin dengan
sebagian aquadest.
Larutan (2) ditambah dengan larutan (3)
tetes demi tetes sampai larutan campuran (2 dan 3) betul-betul jernih dan pH
larutan antara 9,5 – 9,6.
Digojok larutan dengan karbo adsorben
0,1% yang telah diaktifkan selama 5-10 menit, didiamkan, kemudian sering hingga
jernih.
Dimasukkan larutan ke dalam ampul sesuai
volume yang diminta, ditutup, dan disterilkan dalam autoklaf 1100C
selama 30 menit atau 1200C selama 20 menit.
Diperiksa larutan terhadap: pH,
kebocoran, partikel, sterilitas, pyrogen, dll.
KONTROL
KUALITAS
a. Uji
pH
Diambil larutan sebanyak 10 mL
Diukur
pH larutan dengan pH meter yang sudah dikalibrasi.
Dicatat
hasilnya.
b. Uji
Kebocoran
Uji
dengan larutan warna (Dye Bath Test)
Dibuat larutan metilen blue 0,0025%
(b/v) dalam larutan phenol 0,0025% (b/v) sebanyak 250 mL.
Diampul-ampul
direndam ke dalam larutan tersebut.
Dimasukkan
dalam bejana vakum sampai 70 mmHg (0,96 kg/cm2) dan dijaga selama
tidak kurang dari 15 menit.
Diamati
hasilnya. Ampul-ampul yang berwarna biru harus dibuang.
c. Uji
bebas partikel asing
Diambil larutan sebanyak 10 mL
Diukur
pH larutan dengan pH meter yang sudah dikalibrasi.
Dicatat
hasilnya.
a. Uji
Kebocoran
Uji
dengan larutan warna (Dye Bath Test)
Sejumlah wadah (ampul, vial) yang belum
berlabel dipegang pada lehernya.
Dibalikkan
perlahan-lahan untuk mencegah terjadinya gelembung udara, kemudian diputar
sedikit untuk memutar isi larutan di dalamnya. Kemudian wadah dipegang secara
horizontal.
Pemeriksaan
larutan dalam wadah dilakukan dengan menggunakan latar belakang hitam putting
selang-seling.
Wadah
yang berisi larutan yang tercemar partikel asing atau wadah rusak harus
dipisah.
Bila
jumlah wadah yang tercemar melebihi batas persyaratan maka pemeriksaan diulang
atau kemudian produk ditolak.
VI.
ANALISIS
CARA KERJA
Perhitungan
tonisitas dilakukan untuk mengetahui apakah larutan bersifat isotonis,
hipertonis atau hipotonis. Dari hasil perhitungan didapatkan tonisitas larutan
adalah 0,257 < 0,28, artinya larutan tersebut hipotonis, hipotonis adalah
keadaan dimana tekanan osmostis larutan obat kurang dari tekanan osmotis cairan
tubuh. Hal ini dapat menyebabkan cairan dari luar sel masuk ke dalam sel
menyebabkan menggelembung dan pecah, dan ini bersifat irreversible dan
berbahaya.
Dalam
pembuatan sediaan injeksi aminophylin, diperlukan aqua bebas CO2
untuk melarutkan theophylin. Dimana theophilin bersifat sukar larut air, tapi
mudah larut dalam air panas, mudah larut dalam alkali hidroksida dan dalam
Amonium hidroksida ( Anonim, 1995).
Jika
theophilin dilarutkan dengan air maka akan terbentuk asam karbonat, dimana
reaksinya:
H2O + CO2 H2CO3
Pemeriksaan pH
bertujuan untuk meningkatkan stabilitas injeksi aminopilin supaya tidak terjadi
kristalisai, mengurangi rasa sakit dan iritasi juga mencegah pertumbuhan
bakteri, karena jika pH terlalu asam/basa
sangat mudah ditumbuhi bakteri.
Untuk penggunaan karbon adsorben
yang telah diaktifkan dalam percobaan ini bermaksud untuk mengikat partikel dan
pyrogen dalam larutan sehingga larutan bisa jernih. Pengaktifan karbon adsorben bertujuan agar penyerapan
terhadap partikel benar-benar maksimal. Dan larutan dimasukkan dalam ampul.
Sterilisasi
pada percobaan ini dilakukan dengan sterilisasi uap dengan autoclave dan menggunakan uap air dengan
tekanan tinggi. Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah karena
terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial organisme
tersebut. Adnya uap air yang panas dalam sel mikroba, menimbulkan kerusakan
pada temperatur yang relatif rendah (Ansel, 1989).
Perhitungan
Tonisitas
×
20 +
×
8 + 5,5 = 0,151 + 0,106
= 0,257 <
0,28 (hipotonis)
NaCl = 32 × (0,28
– 0,257)
=
0,736 g/L
VII.
HASIL
PERCOBAAN
1.
Perhitungan
Tonisitas
×
20 +
× 5,5 =
0,151 + 0,106
= 0,257 < 0,28 (hipotonis)
NaCl =
32 × (0,28 – 0,257)
=
0,736 g/L
Keterangan
: larutan ini memiliki tekanan osmotis larutan obat kurang dari tekanan osmotis
cairan tubuh.
Hasil
Evaluasi
No.
|
Evaluasi
|
Hasil
|
Keterangan
|
1.
|
Uji pH
|
9
– 10
|
Memasuki
range
|
2.
|
Uji kebocoran
|
Tidak
bocor
|
+
+ + ampul
|
3.
|
Uji bebas partikel
asing
|
Jernih
semua
|
+
+ + + + ampul
|
Keterangan:
semua uji/control kualitas sesuai teori dan layak digunakan yaitu pH yang
memasuki range, tidak bocor, dan semua larutan di dalam ampul jernih.
VIII.
PEMBAHASAN
Dalam percobaan
ini yakni injeksi Aminophylin, dimana yang dimaksud injeksi adalah suatu sediaan
steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
disuspensikan atau dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakan yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lendir. Injeksi dilakukan dengan melarutkan, mengemulsikan atau
mensuspensikan sejumlah obat ke dalam sejumlah pelarut atau dengan mengisikan
sejumlah obat ke dalam dosis tunggal atau wadah dosis ganda (Anonim, 1979).
Perhitungan
tonisitas dilakukan untuk mengetahui apakah larutan bersifat isotonis,
hipertonis atau hipotonis. Isotonis adalah suatu keadaan dimana tekanan osmose
larutan obat yang sama dengan tekanan osmose tunuh kita (darah, air mata).
Sedang hipotonis adalah keadaan dimana tekanan osmostis larutan obat kurang
dari tekanan osmotis cairan tubuh. Hipertonis adalah tekanan osmotis larutan
obat lebih dari tekanan osmotis cairan tubuh.
Tekanan osmotik diartikan sebagai gaya yang dapat menyebabkan air atau
bahan pelarut lainnya melintas masuk melewati membran semipermeable ke dalam
larutan pekat. Dari hasil perhitungan didapatkan tonisitas larutan adalah 0,257
< 0,28, artinya larutan tersebut hipotonis, yang dapat menyebabkan cairan
dari luar sel masuk ke dalam sel menyebabkan menggelembung dan pecah, dan ini
bersifat irreversible dan berbahaya. Sel yang pecah akan ikut dalam aliran
darah dan terjadi penyumbatan pembuluh darah. Cara mengisotoniskan larutan
berdasarkan atas perhitungan turunnya titik beku dan penyeimbangan tekanan
osmotik larutan terhadap cairan osmotik. Untuk mencapai keadaan isotonis, maka
perlu ditambahkan NaCl. Setelah dihitung jumlah massa yang ditambahkan sebanyak
0,736 g/L untuk mencapai isotonis. Tonisistas merupakan keadaan cairan yang
mempunyai tekanan osmotik yang sama dengan cairan tubuh (Voight, 1995).
Injeksi
aminophylin dikemas dalam wadah dosis tunggal, yakni suatu wadah kedap udara
yang mempertahankan jumlah obat steril yang dimaksudkan untuk pemberian
parenteral sebagai dosis tunggal dan yang bila dibuka tidak ditutup rapat
kembali dengan jaminan tetap steril. Dalam pembuatan sediaan injeksi aminophylin,
diperlukan aqua bebas CO2 untuk melarutkan theophylin. Dimana
theophylin bersifat sukar larut air, tapi mudah larut dalam air panas, mudah
larut dalam alkali hidroksida dan dalam Amonium hidroksida (Anonim, 1995). Jika
adanya asam karbonat, maka theophylin tidak akan larut dan masih terbentuk
serbuk hablur putih. Selain itu Aminophylin akan mudah terurai. Formula lain
yang diperlukan dalam percobaan ini yakni etilendiamin yang berfungsi untuk menambah
kelarutan teofilin. Dan untuk kedua larutan ini perlu dicampur sampai
benar-benar jernih, karena bila larutan tidak jernih maka dikhawatirkan ketika
obat dinjeksikan kedalam tubuh akan terbentuk emboli dan terjadi rasa nyeri.
Pemeriksaan pH
dengan menggunakan pH stik bertujuan untuk meningkatkan stabilitas injeksi
aminopilin supaya tidak terjadi kristalisai, mengurangi rasa sakit dan iritasi
juga mencegah pertumbuhan bakteri, karena jika pH terlalu asam/basa sangat mudah ditumbuhi bakteri. Untuk hasil
percobaan uji kontrol kualitasnya diketahui bahwa pH sebesar 9 - 10, ini sesuai
dengan pH yang diinginkan yakni antara 9,5 - 9,6.
Untuk penggunaan karbon adsorben
yang telah diaktifkan dalam percobaan ini bermaksud untuk mengikat partikel dan
pyrogen dalam larutan sehingga larutan bisa jernih. Pengaktifan karbon adsorben bertujuan agar penyerapan
terhadap partikel benar-benar maksimal. Dan larutan dimasukkan dalam ampul.
Sterilisasi
pada percobaan ini dilakukan dengan sterilisasi uap dengan autoclave dan menggunakan uap air dengan
tekanan tinggi. Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah karena
terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial organisme
tersebut. Adanya uap air yang panas dalam sel mikroba, menimbulkan kerusakan
pada temperatur yang relatif rendah.( Ansel, 1989)
Pada uji
kebocoran, diketahui tidak ada ampul yang bocor, kebocoran ditandai dengan
adanya warna biru di dalam ampul. Uji kebocoran ini dilakukan untuk memastikan
bahwa ampul yang digunakan benar-benar baik kondisinya. Jika terdapat kebocoran
akan ada kemungkinan obat untuk keluar, sehingga dosis yang didapatkan tidak
sesuai dengan dosis yang diinginkan. Selain itu adanya kebocoran dapat
menyebabkan partikel asing masuk, partikel ini dapat berupa mikroorganisme atau
pirogen, yang menandakan bahwa larutan tersebut tidak lagi steril.
Sedangkan
untuk uji bebas partikel diketahui hasil yang positif tidak terdapat partikel
asing. Ini berarti larutan tersebut dapat digunakan karena tidak dikhawatirkan menimbulkan
emboli dan menyebabkan rasa nyeri. Partikel ini biasanya adalah bahan yang
tidak larut dan secara tidak langsung terdapat dalam sediaan. Adanya partikel
asing dalam sediaan menandakan bahwa larutan tersebut tidak jernih, karena
adanya kontaminasi partikel asing, sehingga bila diamati lebih teliti dalam
sediaan tersebut keruh dengan partikel
asing.
IX.
KESIMPULAN
1. Larutan
injeksi aminophyllin tersebut bersifat hipotonis yaitu 0,257 < 0,28, yang
artinya larutan tersebut memiliki tekanan osmotis larutan obat kurang dari
tekanan osmotis cairan tubuh.
2. Dari
hasil percobaan menunjukkan bahwa larutan injeksi layak dipakai karena memiliki
pH 9 – 10 yang artinya memasuki range, tidak ada kebocoran ampul, dan tidak ada
partikel asing pada larutan.
X.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes
RI. Jakarta
Anief, Moh. 2006.
Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta
Anief, Moh.
2007. Farmasetika. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta
Ansel,
Howard. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi, Edisi IV. UI Press : Jakarta.
Voight,
Rudolf. 1995. Buku Pelajari
Teknologi Farmasi. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar